Senin, Maret 17, 2008

SYAIR-SYAIR CINTA

Meledaknya film Ayat-ayat Cinta (AAC) cukup mencengangkan juga. Sampai saat tulisan ini dibuat, penulis belum sempat menyaksikan film yang diangkat dari novel Habiburahaman El-Shirazi ini. Begitupun demikian, apresiasi masyarakat yang sudah menyaksikan film ini relatif baik. Walaupun, tentu saja, novel dan film tentu dua media yang berbeda.

Bukan niat penulis untuk ikut-ikutan trend, lantas jadi membuat judul Syair-Syair Cinta (SSC). Terus terang, syair-syair ini bukanlah hasil karya pribadi penulis. Bait-bait puitis ini adalah gubahan seorang ulama Islam yang dapat disebut sebagai salah seorang ahli hukum yang paling cemerlang di dalam sejarah kita:
Ibnu Hazm dari Cordova (384 - 456 Hijrah).

Menurut Ibnu Hazm, menyukai sesuatu yang indah dan berseminya rasa cinta bukanlah sebuah dosa; bukan pula watak yang terhina. Jiwa dan hati kita sesungguhnya selalu berada dalam genggaman Zat Yang Maha Menggenggam.
Allah tidak pernah memerintahkan hati kita, selain untuk menimbang mana yang benar dan yang salah, kemudian meyakini dan menempuh jalan yang benar sepenuh hati. Sebagai muslim kita hanya berkewajiban untuk menjaga diri dari sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah SWT ketika godaan itu datang menghampiri. Sementara itu, cinta adalah watak alami.

Karya Ibnu Hazm di bawah ini cukilan dari kitabnya yang termasyhur:
Kalung Burung Dara. Judul-judul dalam syair-syairnya adalah buatan penulis belaka. Mudah-mudahan hal ini tidak sampai mengurangi keindahan karyanya secara keseluruhan. Selamat menikmati!





ASMARALOKA

Kunikmati semua pembicaran tentang dirinya

Tercium laksana wangi kesturi yang mempesona
Ketika ia bicara tentang sesuatu, apapun itu
Aku bilang, tak pernah kudengar selain darimu

Meski seandainya aku sedang bersama sang khalifah
Sungguh ia takkan mampu palingkan aku dari kekasihku
Jika aku harus beranjak pergi darinya,
maka aku selalu menoleh ke arahnya,
dan berjalan tanpa arah yang yang pasti
Pandanganku masih padanya ketika tubuh menjauh darinya
bak orang yang berjuang melawan arus yang menenggelamkan

Jika kau tantang aku: mungkinkah kau tembus angkasa?
Ya! Jawabku, dan aku tahu tangga menuju ke sana




MATA

Tak ada persinggahan bagi mataku selain keindahanmu
Engkau seperti ungkapan orang tentang indahnya permata
Aku arahkan bola mataku mengikuti arah pandanganmu
Aku selalu mengikutimu, bagaikan manis mendekati gula




BAHASA TUBUH

Saat beranjak darimu, aku berjalan

seperti prajurit yang kalah perang
yang digiring menuju kehancuran

Kedatanganku padamu, bagaikan
rembulan mencumbui matahari

Dan saat aku harus pergi darimu,
layaknya bintang tinggi di angkasa
tetap diam, enggan melangkah




AIR MATA

Ketika nestapa kesedihan memenjara hati
api membakar hati, air mata mengalir di pipi

Saat lara melanda hati dan menyiksa jiwa
mungkin kau sembunyikan perasaan
tapi air mata mengalir tak tertahankan
derasnya air matamu mengalir menandakan
beratnya kesedihan yang kini kau rasakan

Putus asa membuncah
dan air mata pun tumpah




SURAT CINTA

Hari ini terasa berat, kusobek surat darimu
Tetapi, itu tak berarti robek pula cinta kita
Satu yang kuinginkan, cinta ini tetap abadi
Yang utama adalah cinta, bukan goresan tinta
Betapa banyak tulisan yang melupakan Tuhan

Betapa sering kita lupa dan melalaikan titah-Nya
Karena jari kita terlalu sering goreskan kata cinta




BUKANLAH DOSA

Mereka yang tak mengenal cinta mencelamu
Sungguh, cintamu padanya adalah kewajaran

Mereka bilang, cinta telah membuatmu hina
Padahal kau orang yang paling hapal agama

Kukatakan pada mereka, mengapa mencela
Karena ia mencintai dan dicintai kekasih

Jangan berlagak suci, menyebut cinta sebagai dosa
Bahkan Muhammad pun tak akan mencela pecinta
Dia tak pernah menghina umatnya yang jatuh cinta

Tidak ada komentar: