Minggu, Desember 30, 2007

KALEIDOSKOP 2007

Sebelumnya, walaupun agak terlambat, ijinkan penulis mengucapkan Selamat Iedul Adha. Semoga ritual pengorbanan umat Islam - di saat Hari Raya Kurban maupun di luar itu - diridhai Allah SWT. Amin.

Tampaknya kalender Masehi tetap jadi acuan kita selama peradaban dunia masih dalam genggaman Barat. Mau bukti? Coba saja bandingkan antara selebrasi Tahun Baru Masehi dengan Tahun Baru Islam (Hijrah). Bagaimana bangsa kita ini menyikapi keduanya?

Jika begitu kenyataannya, marilah kita berikan kontemplasi sedikit tentang tahun 2007 ini.


Akhir 2007 ini ditutup dengan episiode memilukan di Pakistan: Benazhir Bhutto terbunuh. Penulis mencium konspirasi busuk di balik peristiwa ini. Yang menjadi pertanyaan, siapa yang menjadi dalangnya. Ki Mantebkah? atau Sujiwo Tedjo? Ah, dalam level ini paling-paling kita bisanya cuma utak-atik gatuk belaka. Saya cuma berharap jangan sampai ada lagi orang muslim yang terbunuh secara mengenaskan macam begini. Rasa kemanusiaan kita tercabik-cabik. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Di Indonesia, bencana alam tetap menjadi primadona judul-judul berita di media massa. Esbamyud sering pula berkunjung ke lokasi-lokasi bencana. Bahkan beliau pernah menginap lama di Kraton Yogya, untuk mengambil alih tangan komando dari pemerintah lokal.
Sumatera berkali-kali diguncang gempa. Begitu juga dengan Jawa. Jakarta terkena rob (banjir air pasang) Kalimantan kebanjiran. Longsor dan meluapnya sungai Bengawan Solo menutup jumpa kita di tahun 2007 ini.

Politik sibuk dengan Pilkada. Ada nada-nada sumbang tentang pesta demokrasi regional ini. Memang jika dihitung-hitung, Pilkada macam begini berat di ongkos (baik finansial maupun politik). Perlu ada peraturan integral guna mengatasi masalah ini. Salah satu solusi kreatif, mungkin dengan cara Pilkada yang diselenggarakan serentak dan sama waktunya dengan Pemilu. Tapi, percuma jika wacana ini tidak dibicarakan dalam level yang lebih tinggi. Saya juga heran kemana gerangan geliat Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kita? Mengapa petinggi-petingginya tidak kunjung-kunjung berinisiatif menyelenggarakan Sidang ? Apakah Tuan Hidayat Nurwahid dkk job desk-nya sekarang cuma gunting pita, buka SU MPR, melantik Presiden dan Wapres dan bikin Amandemen (yang kebablasan) lagi. Apakah benar dugaan para pengamat, bahwa amandemen ke-4 UUD '45 yang lalu adalah upaya penggembosan, bahkan pengebirian atas peran MPR. Apa MPR sudah amat puas dengan keadaan rakyat saat ini. Ingatlah, demi Allah, kalian dilantik dengan kitab suci untuk mengadakan permusyawaratan atas nama rakyat.


Ekonomi menurut versi pemerintah (sumber dari Badan Pusat Statistika [BPS]) angka kemiskinan sudah turun secara signifikan. Sekarang orang miskin 'hanya' 16 persen (sekitar 40 jutaan orang miskin. Banyak juga loh). Menurut Bank Dunia (seperti dikutip Wiranto) 49 persen orang masih tergolong miskin (jika dikalkulasi 100 juta lebih orang miskin. Wow!). Mengapa ada beda begini? Karena adanya ketidaktransparanan pihak pemerintah dalam menggunakan metodologi dan parameter yang menentukan bagaimana seseorang itu dianggap miskin. BPS ibarat hanya berkata "angka itu benar karena memang harus benar". Lain lagi kata Bappenas: kita ikut ukuran MDG: 1$ perhari perkepala= 16 persen. Orang-orang pintar di Bappenas ini lupa, bahwa MDG biasanya mengurusi negara-negara 'miskin absolut' macam Afrika. Apa kita sudah masuk level Afrika dalam kemiskinan?
Saya pribadi setuju ukuran miskin dengan versi Bank Dunia, yakni 2$ perhari perkepala. Bagaimana BPS, buka dong primbon sampeyan.. Sumber orang dalam di BPS mengatakan (off the record ya..) pengukuran dilakukan dengan mengukur berapa kalori yang cukup bagi seseorang untuk memenuhi kebutuhan badannya. Menurut ukuran internasional pengukuran ini bisa diterima. Tapi konversinya adalah 1 orang = 2200 kalori/hari. Yang menjadi pertanyaan besar: Berapa kalorikah yang diukur oleh BPS? Tampaknya kita harus menunggu Godot dulu baru bisa terima jawabannya.



Lain-lain:

- Indonesia peringkat keempat SEA GAMES (hore..?)
- Ada acara di Bali membicarakan Pemanasan Global. Isu ini akan pertanda baik bagi Indonesia kelak. Kita tunggu saja tanggal mainnya.
- Nagabonar 2 menang FFI: Apa kata Dunia???
- Fauzi Bowo jadi Gubernur DKI pertama yang berkumis. Foke...Ok.