Selasa, Oktober 28, 2008

MIMPI YANG TAK DIMIMPIKAN, TETAPI MENJADI KENYATAAN

Siapa sebenarnya yang dalam tahun-tahun sebelum Jepang menyerang Pearl Harbour (Desember 1941) dan kemudian melanjutkan serangannya ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia (dahulu Nederland Indie) -- kita akan sanggup memproklamasikan dan merampas kemerdekaan kita dari kekuasaan Belanda? Kekuasaan yang dalam berbagai pemberontakan berkali-kali pernah kita coba mematahkannya, tetapi selalu dapat menggagalkan usaha kita. Tiap kali kita kalah, Belanda semakin menancapkan kuku penjajahannya ke dalam tubuh bangsa kita. Juga tatkala Negeri Belanda sudah diduduki Jerman (1940), bangsa kita belum bisa mimpi akan dapat membebaskan diri dari cengkeraman Belanda. Pemerintah Belanda masih begitu kurang ajar, karena merasa dirinya cukup kuat menghadapi "Inlander-inlander", hingga menolak petisi dari pihak Indonesia agar Pemerintah Belanda mengadakan milisi pribumi guna menghadapi kemungkinan penyerbuan oleh musuh dari Utara (Jepang). Milisi yang demikian itu dipandang oleh Pemerintah Hindia Belanda tidak perlu, karena tentara Hindia Belanda KNIL cukup kuat untuk melindungi rakyat Indonesia.

Kesombongan mereka harus mereka bayar dengan kekalahan yang hina. Dalam beberapa hari saja, kekuasaan Belanda di Indonesia disapu bersih oleh tentara Jepang yang menyerbu ke kepulauan kita awal Maret 1942. Boleh dikatakan Belanda sama sekali tidak memberi perlawanan, kecuali angkatan lautnya. Berakhirlah kekuasaan Belanda -- bukan karena usaha bangsa kita!

Kemudian, setelah kita beberapa tahun dijajah oleh tentara Jepang tanpa diduga-duga sedikit pun, tentara yang disangka tak dapat dikalahkan itu, bertekuk lutut terhadap kekuasaan Sekutu, khususnya kekuatan Amerika Serikat.

Habislah kekuasaan Jepang -- bukan karena usaha bangsa kita!

Penyerahan Jepang terjadi begitu mendadak -- sebagai akibat ledakan dua bom atom, yang tidak ada persediaannya lagi, tetapi tidak diketahui oleh intelejen Jepang -- sehingga angkatan perang Inggris yang ditugaskan menerima penyerahan tentara Jepang di Indonesia tidak dapat segera menjalankan tugasnya. Mereka memerlukan waktu satu setengah bulan untuk mengumpulkan cukup kekuatan guna menerima penyerahan Jepang itu. Pasukan-pasukan Inggris yang pertama mendarat di Jakarta pada tanggal 29 September 1945.

Dalam masa adanya semacam vacuum kekuasaan itu, yang berada di luar perhitungan kita, kita diberi cukup waktu untuk memproklamirkan kemerdekaan, membentuk pemerintahan yang pertama dan menyusun dan mempersenjatai barisan pertahanan, mula-mula BKR (Barisan Keamanan Rakyat) kemudian namanya diubah menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dibantu oleh barisan-barisan pertahanan swasta (milisi) seperti Hisbullah Sabilillah, Barisan Banteng dan sebagainya. Sehingga, tatkala tentara Inggris mulai mendarat di Jakarta dan pelabuhan-pelabuhan lain di Jawa dan Sumatera untuk menerima penyerahan Jepang,  yang berarti maksudnya adalah untuk menyerahkan kembali kekuasaan atas Kepulauan Indonesia kepada Belanda, kita sudah siap untuk menggagalkan niat mereka itu.

Kita dapat mengatakan, kemerdekaan itu telah kita peroleh berkat jasa dan usaha, berkat perjuangan dan pengorbanan bangsa kita sendiri. Itu semua betul. Tetapi, kalau tidak ada yang membuka kesempatan-kesempatan emas kepada kita untuk memperoleh kemenangan seperti yang saya kemukakan di atas, mungkin perlawanan kita terhadap Belanda yang berusaha mengembalikan kekuasaannya atas kepulauan kita dengan segala kekuatan yang ada pada mereka, dapat dihancurkan lagi, seperti sering terjadi di masa sebelum Perang Dunia II.

Siapa yang memberi kesempatan-kesempatan emas itu?

Dialah Allah,  yang membagi-bagikan rezeki dan menggilirkan kekuasaan antara manusia. Dia-lah yang menyebabkan Jepang mengalahkan Belanda dan Sekutu mengalahkan Jepang, dan Dia-lah yang menahan tentara Inggris lebih dari satu bulan untuk memberi waktu kepada bangsa Indonesia menyiapkan diri melawan Belanda hingga kemenangan tercapai! Dan selama perjuangan, kita selalu memanggil-manggil  nama Tuhan, pekik Allahu Akbar. Dia-lah yang telah berkenan mengabulkan permohonan kita.

Katakanlah: "Wahai Tuhan Pemilik Kekuasaan, Engkau anugerahkan kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau mencabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Dalam tangan-Mu segala kebaikan, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."  (QS Ali Imran [3]: 26)

 

Tidak ada komentar: